Danartomo Kajian Penerapan 20171 PDF
Danartomo Kajian Penerapan 20171 PDF
ABSTRACT
Many causes of the plane crash is one of them is the failure of the aircraft in normal operation due to the age of
the old plane. Establishment of aircraft age restriction rules is applied to reduce the number of aircraft
accidents. The aircraft owned by LAPAN is LAPAN Surveillance Aircraft plane which often called LSA plane is
plane which is used for surveillance mission which one of them is aerial photography activity. Until now the
number of flight hours operating the LSA is still very small so it is still very far from the obligation to overhaul.
The age limit of aircraft prohibited to operate is 35 years. With the calculation of LSA aircraft flying hours
according to the data tape to date, if the estimated time when reaching the age of 35 years later the number of
flying hours LSA aircraft is still very low. So it is estimated at the age of 35 years, the condition of the aircraft is
still in good condition. Very unfortunate if the plane is still in a condition that is eligible to fly but due to the age
has reached 35 years then eventually the aircraft is not allowed to operate. So age restriction rules are less
suitable to apply if applied to aircraft with only low flying hours. It is better if the age-limiting regulation of
aircraft is also combined with the view of the condition of the aircraft so that the age of the aircraft is not used
as the only limit for the aircraft can be operated.
Keywords : Aircraft, Rules, age, Operation
ABSTRAK
Banyak penyebab terjadinya kecelakaan pesawat yaitu salah satunya adalah kegagalan pesawat dalam
beroperasi dengan normal yang dikarenakan usia pesawat yang sudah tua. Penetapan peraturan pembatasan usia
pesawat terbang diberlakukan untuk menekan jumlah kecelakaan pesawat terbang. Pesawat yang dimiliki
LAPAN yaitu pesawat LAPAN Surveillance Aircraft yang sering disebut dengan pesawat LSA adalah pesawat
yang dipergunakan untuk misi surveillance yang salah satunya adalah kegiatan foto udara. Hingga sampai saat
ini jumlah jam terbang operasional pesawat LSA masih sangat sedikit sehingga masih sangat jauh dari
kewajiban untuk melakukan overhaul. Pembatasan usia pesawat yang dilarang untuk beroperasi adalah 35
tahun. Dengan perhitungan jam terbang pesawat LSA menurut rekaman data hingga saat ini maka jika
dilakukan perkiraan disaat mencapai usia 35 tahun nanti maka jumlah jam terbang pesawat LSA masih sangat
rendah. Jadi diperkirakan pada usia 35 tahun, kondisi pesawat masih dalam kondisi yang baik. Sangat
disayangkan jika pesawat masih dalam kondisi yang laik terbang namun dikarenakan usia sudah mencapai 35
tahun maka akhirnya pesawat tidak diijinkan untuk beroperasi. Sehingga peraturan pembatasan usia menjadi hal
yang kurang sesuai untuk diterapkan jika diberlakukan pada pesawat yang hanya memiliki jam terbang yang
rendah. Ada baiknya jika peraturan pembatasan usia pesawat juga dikombinasikan dengan melihat kondisi
pesawat sehingga usia pesawat tidak dijadikan sebagai satu-satunya batasan untuk pesawat bisa dioperasikan.
Kata Kunci : Pesawat, Peraturan, Usia, Operasi
1. PENDAHULUAN
Salah satu kemungkinan alasan pembatasan usia operasi pesawat adalah untuk meningkatkan aspek
keselamatan dan menekan salah satu penyebab banyak terjadinya kecelakaan pesawat. Kecelakaan pesawat bisa
disebabkan oleh kondisi pesawat terbang yang sudah mulai memasuki usia tua. Pembatasan usia pesawat
dilakukan olek Kementerian Perhubungan untuk pesawat jenis angkutan udara niaga. Namun bagaimana
dampak penerapan tersebut jika diterapkan pada pesawat dengan jenis penggunaan lain. Misalnya saat ini
LAPAN mengoperasikan pesawat dengan jenis utility yang dimanfaatkan untuk kegiatan foto udara. Berbeda
dengan pesawat angkutan niaga dan cargo yang dimana frekuensi penggunaan operasional pesawat LAPAN
tidak sesering pesawat angkutan udara niaga dan cargo. Kemampuan operasional pesawat bisa ditinjau tidak
hanya didasari oleh usia pesawat saja. namun perlu diperhatikan juga aspek usia dari pemakaian pesawat.
LAPAN Surveillance Aircraft (LSA) adalah pesawat terbang ringan yang dirancang untuk melakukan misi
surveillance seperti foto udara, pemetaan, monitoring, SAR dan lain sebagainya. Dasar perancangan pesawat ini
adalah pesawat glider bermotor untuk dapat terbang dengan stabil dalam kecepatan rendah dalam menjalankan
misinya. Airframe pesawat terbuat dari komposit dengan rangka utama batang logam silinder. Meski pesawat
104
LSA memiliki bentangan sayap lebar, sebagaimana rencangan pesawat glider, tetapi pesawat ini dirancang
dengan modular airframe agar pesawat dapat diangkut bagian per bagian secara terpisah.
2. METODOLOGI
Suatu pesawat dikategorikan dapat dioperasikan jika memenuhi unsur-unsur kelaikudaraan. Undang-
Undang Nomor 1 Tahun 2009 Tentang Penerbangan bahwa Kelaikudaraan adalah terpenuhinya persyaratan
desain tipe pesawat udara dan dalam kondisi aman untuk beroperasi. Untuk Peraturan Menteri Perhubungan
Republik Indonesia Nomor PM 155 Tahun 2016 Tentang Batas Usia Pesawat Udara Yang Digunakan Untuk
Kegiatan Angkutan Udara Niaga, pada Pasal 5 :
1) Pesawat Terbang Kategori Transpor untuk angkutan udara penumpang yang beroperasi di wilayah
Republik Indonesia, paling tinggi berusia 35 (tiga puluh lima) tahun.
2) Pesawat Terbang selain Kategori Transport untuk angkutan udara penumpang yang beroperasi di
wilayah Republik Indonesia, paling tinggi berusia 45 (empat puluh lima) tahun.
3) Pesawat Terbang untuk angkutan udara khusus kargo (freighter) yang beroperasi di wilayah
Republik Indonesia, paling tinggi berusia 45 (empat puluh lima) tahun.
4) Helikopter yang beroperasi di wilayah Republik Indonesia, paling tinggi berusia 45 (empat puluh
lima) tahun.
105
2.1 Diagram alir penelitian
Mulai
Kesimpulan
Selesai
Gambar 2.1 Proses pemeriksaan kondisi pesawat LSA sebelum melakukan operasi terbang
106
Gambar 2.2 Proses weight and balance sebagai salah satu proses perawatan
Gambar 2.3 Proses pemeriksaan instrumen sebagai salah satu pemenuhan prosedur operasi
Gambar 2.5 Salah satu proses audit atau inspeksi oleh Inspektur Kelaikudaraan
107
3. HASIL KAJIAN
Pesawat LAPAN Surveillance Aircraft (LSA) saat ini dioperasikan oleh Balai Besar Kalibrasi Fasilitias
Penerbangan Kementerian Perhubungan dengan kategori OC 135. Merujuk pada pasal 5 pada Peraturan Menteri
Perhubungan RepubliK Indonesia Nomor PM 155 Tahun 2016 Tentang Batas Usia Pesawat Udara Yang
Digunakan Untuk Kegiatan Angkutan Udara Niaga, LAPAN Surveillance Aircraft (LSA) bisa masuk pada
peraturan pembatasan usia kategori ayat 2 yaitu pesawat terbang selain kategori transport untuk angkutan udara
penumpang yang beroperasi di wilayah Republik Indonesia, paling tinggi berusia 45 (empat puluh lima) tahun.
Pada pasal 5 ayat 2 ini menyampaikan informasi bahwa pesawat LSA mempunyai batasan usia pesawat
maksimal adalah 45 Tahun.
Ketua Maskapai Tidak Berjadwal INACA, Denon Prawiratmadja mengungkapkan pabrik pesawat
sebenarnya tidak pernah membuat batasan umur pesawat yang dikaitkan dengan tingkat keselamatan pesawat.
Pabrik, katanya, hanya menginformasikan nilai ekonomis dari pesawat tersebut.
Artinya semakin tua usia pesawat maka semakin besar biaya pemeliharaan yang dikeluarkan. “Tapi sepanjang
pesawat itu diaudit dari sisi safety-nya dan dikatakan layak terbang meskipun usia 50 puluh tahun (pesawat)
masih bisa terbang,” (https://www.cnnindonesia.com/ekonomi/20151022123818-92-86591/kemenhub-
perpendek-usia-pesawat-penumpang-yang-boleh-terbang/)
Dari sisi pemanfaatan pesawat LSA sejak pertama kali terbang pada akhir tahun 2013 hingga saat ini
Oktober tahun 2017 masih sangat sedikit melakukan misinya. Sehingga pesawat LSA ini dari usia
operasionalnya masih sangat kecil yaitu angka jam terbangnya masih 20,95 jam terbang dan baru melakukan 40
Cycles.
1. Dari aspek airframe, Pesawat LSA ini masih sangat jauh untuk mencapai masa overhaul dalam
sistem kalender. Masa Overhaul dalam sistem kalender perawatan pesawat LSA adalah pada 6000
jam terbang. Jika dihitung sejak tahun 2013 hingga 2017 ini maka usia pesawat LSA adalah 4 tahun
dengan nilai 20,95 jam terbang (untuk memudahkan dibulatkan 21 jam terbang). Misalnya jika
diukur sampai saat ini operasi pesawat LSA hanya berkisar diangka 21 jam terbang pada usia 4
Tahun maka perkiraan penggunaan jam terbang per tahunnya adalah 5 jam. Sehingga jika batas usia
maksimal penggunaan pesawat udara dibatasi pada usia maksimal 45 tahun, maka ketika pesawat
LSA memasuki usia 45 tahun jam terbangnya masih 225 jam terbang. Pembatasan usia pesawat
maksimal 45 tahun jika diterapkan pada pesawat LSA sepertinya kurang tepat dikarenakan
penggunaan pesawat LSA ini tidak seperti pesawat transport dan kargo. Pesawat LSA ini tidak
beroperasi sesering pesawat transport dan kargo. Ketika pesawat LSA memasuki usia 45 tahun maka
jam terbangnya baru memasuki angka 225 jam terbang dan jam terbang tersebut masih sangat jauh
dari jadwal Overhaul pada sistem jadwal kalender perawatan pesawat LSA yaitu pada angka 6000
jam terbang.
2. Dari aspek engine, pesawat LSA diharuskan melakukan overhaul untuk engine ketika memasuki
angka 2000 jam terbang. Jika perhitungan jam terbang ketika memasuki usia 45 tahun adalah 225
jam terbang, maka engine pesawat LSA ini juga belum memasuki masa kewajiban Overhaul.
3. Dari aspek propeller, pesawat LSA diharuskan melakukan ovrehaul untuk propeller ketika
memasuki angka 2000 jam terbang. Jika perhitungan jam terbang ketika memasuki usia 45 tahun
adalah 225 jam terbang, maka propeller pesawat LSA ini juga belum memasuki masa kewajiban
Overhaul.
Overhaul dalam istilah otomotif merupakan suatu kata dalam bahasa Inggris yang mempunyai arti
pemeriksaan yang sangat teliti. Pemeriksaan ini meliputi pembongkaran komponen-komponen kendaraan,
kemudian diperiksa dengan sangat teliti agar didapat data-data yang sah, sehingga langkah perbaikan
selanjutnya dapat tepat atau sesuai. (sumber : https://id.wikipedia.org/wiki/pemeriksaan_(otomotif).
Pada aspek engine dan propeller, kewajiban untuk melakukan overhaul memang tidak hanya
berdasarkan jam terbang saja namun juga berdasar usia. Seperti peraturan pembatasan usia memang merujuk
pada usia pesawat sehingga batasan usia itulah yang dijadikan ukurannya. Untuk pesawat LSA, batas maksimal
untuk melakukan overhaul pada engine adalah ketika memasuki angka 2000 jam terbang dan/atau memasuki
usia 15 tahun tergantung mana yang terlebih dahulu tercapai. Kemudian batas usia maksimal untuk melakukan
overhaul pada propeller adalah 2000 jam terbang dan/atau memasuki usia 6 tahun tergantung mana yang
terlebih dahulu tercapai. Sehingga jika dalam usia maksimal 45 tahun, maka pesawat LSA sudah 3 kali
melakukan kegiatan overhaul untuk engine dan sudah 7 kali melakukan kegiatan overhaul untuk propeller.
Dengan melakukan overhaul maka kondisi komponen yang mengalami overhaul akan mendekati kondisi baru
yang artinya secara kondisi dalam keadaan yang baik. Namun jika pesawat dibatasi usia maksimalnya maka
walaupun sudah melakukan overhaul tetap saja pesawat tidak boleh beroperasi walaupun dalam kondisi yang
baik. Perawatan menjadi salah satu hal yang penting untuk memperpanjang kemampuan operasional pesawat.
108
Dikutip dari infopariwisata.wordpress.com mengenai berapa usia pesawat yang disebut terlalu tuas untuk
pesawat terbang, “Sebuah pesawat yang terawat bisa terbang selama beberapa dekade. Pesawat yang lebih tua
memang membutuhkan perbaikan lebih banyak, tetapi para ahli mengatakan usia pesawat tidak pernah menjadi
penyebab kematian penumpang. Pelatihan pilot dan kelelahan, serta frekuensi perawatan pesawat, adalah isu
keamanan yang dinilai lebih besar. Rata-rata usia pesawat diterbangkan oleh maskapai penerbangan AS adalah
11 tahun, sedikit di atas rata-rata dunia 10 tahun. Di Venezuela usia pesawat bisa mencapai 28 tahun – paling
tua dari negara manapun. Secara teoritis, jet bisa terus terbang tanpa batas waktu selama perusahaan
penerbangan merawatnya, kata Bill Voss, Presiden dan CEO dari Yayasan Keselamatan Penerbangan. Biaya,
tentunya, pada akhirnya akan menjadi terlalu tinggi. Memutuskan kapan pesawat tidak lagi diterbangkan
biasanya terkait masalah ekonomi dari perusahaan penerbangan individu.”
Jadi berdasarkan kajian kami bahwa usia pesawat jangan menjadi satu-satunya ukuran mutlak untuk
menentukan perijinan pengoperasian pesawat. Hal yang paling mendasari untuk menentukan dapat menentukan
boleh atau tidaknya pesawat beroperasi adalah kondisi kelaikudaraan pesawat tersebut. Dikutip daru Undang-
Undang Nomor 1 Tahun 2009 Tentang Penerbangan bahwa Kelaikudaraan adalah terpenuhinya persyaratan
desain tipe pesawat udara dan dalam kondisi aman untuk beroperasi. Pesawat terbang yang terdaftar sebagai
pesawat terbang sipil di Indonesia harus memiliki sertifikat kelaikudaraan untuk dapat beroperasi. Saat
mengajukan sertifikat kelaikan udara pada Direktorat Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan, maka
akan ada audit atau inspeksi dari inspektur kelaikudaraan mengenai segala aspek pada pesawat yang salah
satunya adalah kondisi pesawat terbang. Dengan diadakannya inspeksi maka seorang inspektur bisa
mendapatkan secara langsung mengenai kondisi pesawat terbang. Inspektur bisa langsung menilai apakah
pesawat dalam kondisi terpenuhinya kelaikudaraan atau. Walaupun pesawat terbang dalam kondisi yang laik
terbang namun jika usia pesawat terbang sudah memasuki batas usia maksimal maka tetap saja pesawat terbang
tidak dapat dioperasikan dikarenakan ada aturan yang membatasi usia pesawat untuk dioperasikan.
4. KESIMPULAN
Tujuan diberlakukannya peraturan untuk membatasi usia pesawat sudah sangat baik yaitu untuk menekan
salah satu penyebab kegagalan pesawat beroperasi secara normal yang dapat menyebabkan kecelakaan pesawat.
Namun dalam kasus lain yaitu pada makalah ini yang diambil contohnya adalah pesawat LAPAN Surveillance
Aircraft yang hanya mempunyai jam terbang yang sangat sedikit tiap tahunnya maka penerapan peraturan
pembatasan usia pesawat dirasa belum tepat. Dengan rekaman data pesawat LSA sampai saat ini memberikan
informasi bahwa jika memasuki usia pesawat 35 tahun nanti pesawat LSA ini masih dapat diperkirakan dalam
kondisi yang laik dengan jaminan perawatan pesawat dilakukan dengan memenuhi semua prosedur
kelaikudaraan. Jadi sangat disayangkan jika masih dalam kondisi yang laik beroperasi namun akhirnya tidak
dapat beroperasi dikarenakan terkena penerapan peraturan pembatasan usia pesawat. Peraturan pembatasan usia
pesawat diharapkan dapat dikombinasikan dengan kondisi pesawat diusia yang dibatasi tersebut.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada Kepala Pusat Kajian Kebijakan Penerbangan dan Antariksa
LAPAN yang memfasilitasi penerbitan makalah ini dan kepada semua pihak yang telah memberikan saran dan
masukan sehingga makalah ini dapat diterbitkan.
DAFTAR ACUAN
109
U.S. Department of Transportations, Federal Aviation Administration, Flights Standart Service, Aviation
Maintenance Technician Handbook, USA, 2008
Gdalevitch, Manny - Aviation Maintenance Technology MSG-3, The Intelligent Maintenance, November 2009
110