Name:
Nahdatul Fikra M.Mas’ud
Npm:
03062011041
Class:
3A
MK:
CURRICULUM AND TEXTBOOK 2 ANALYSIS
POKOK BAHASAN IV
THE CONCEPT OF CURRICULUM DEVELOPMENT FOR ENGLISH SUBJECT
THE PURPOSES OF NEEDS ANALYSIS
1. To assess students’ level of language acquisition in their native language and in English.
2. To find out what language skills a learner needs in order to perform a particular role, such
as a university student.
3. To determine which students from a group are most in need of training in particular
language skills.
4. To identify a gap between what students are able to do and what they need to be able to do.
5. To collect information about a particular problem learners are experiencing.
THE USERS OF NEEDS ANALYSIS
1. Curriculum officers in the ministry of education,
2. Teachers who will teach from the new curriculum,
3. Learners, who will be taught from the curriculum,
4. Writers, who are preparing new textbooks,
5. Testing personnel, who are involved in developing end-of-school assessment.
THE TARGET POPULATION
1. Policy makers
2. Ministry of education officials
3. Teachers
4. Students
5. Academics
6. Employers
7. Parents
8. Vocational training specialists
9. Influential individuals and pressure groups
10. Community agencies
PROCEDURES FOR CONDUCTING NEEDS ANALYSIS
1. Questionaires
2. Self-ratings
3. Interviews
4. Meetings
5. Observation
6. Collecting learner language samples
7. Task analysis
8. Case studies
9. Analysis of available information
THE NATURE OF SITUATION ANALYSIS
Step 2 : Situation analysis
Situation analysis is an analysis of factors
in the context of a planned or present
curriculum project that is made in order to
assess their potential impact on the project. These factors may be political, social,
economic, or institutional… Situation analysis complements the information gathered during
needs analysis.
THE GOAL OF SITUATION ANALYSIS
The goal of situation analysis is to identify key factors that might positively or negatively
affect the implementation of a curriculum plan … Situation analysis thus serves to help
identify potential obstacles to implementing a curriculum project and factors that need to be
considered when planning the parameters of a project.
Definition of Curriculum Development
- Definisi pengembangan kurikulum
Istilah pengembangan mengacu pada suatu proses menghasilkan
Sesuatu yang baru dimana selama proses itu berlangsung dilakukan evaluasi.
Pengembangan juga dapat diartikan sebagai proses perubahan dari tidak ada menjadi ada atau
dari ada menjadi lebih baik.
- Bentuk Pengembangan Kurikulum
Pengembangan kurikulum dapat dilakukan dalam dua bentuk, yaitu pengembangan
secara sistemik atau secara pragmentaris. Pengembangan kurikulum dalam bentuk sistemik
dilakukan dengan cara mengembangkan semua komponen kurikulum. Pengembangan bentuk
ini apabila terjadi perubahan pada komponen tujuan. Pengembangan kurikulum secara
Pragmentaris terjadi apabila pengembangan kurikulum hanya terjadi pada sebagian
Kurikulum.
AZAS PENGEMBANGAN KURIKULUM
1. FILOSOFIS
2. PSIKOLOGIS
3. SOSIOLOGIS
4. ORGANISATORIS
5. IPTEK
Pokok bahasan V
Pengembangan kurikulum/Curriculum Development
Lingkup Pengembangan Kurikulum
Lingkup pengembangan kurikulum dilakukan dalam tiga tahap, yaitu:
1. Pengembangan Kurikulum Lembaga: perumusan tujuan Institusional, penetapan struktur
dan isi kurikulum, dan strategi pelaksanaan.
2. Pengembangan kurikulum Bidang studi: Perumusan tujuan kurikuler, perumusan tujuan
instruksional umum/sekarang dikenal dengan Kompetensi Inti (KI) , penetapan pokok dan
sub pokok bahsan bahasan, dan penyusunan GBPP/sekaraang dikenal dengan Syllabus.
3. Pengembangan kurikulum Pembelajaran: Penentuan TIU/ sekarang KI (Kompetensi Inti),
Perumusan TIK/sekarang KD (Kompetensi Dasar), menetapkan Materi, menentukan
metode/media/sumber belajar. Dan menetapkan evaluasi Evaluasi (prosedur, bentuk. dan
alat).
Pengembangan kurikulum
- Model Pengembangan kurikulum
Model pengembangan kurikulum yang dibahas disini ada dua,yaitu
Model Administratif dan Model Grass- Roots. Pilihan ini dilakukan karena
Pengembangan kurikulum di Indonesia selama ini dilakukan lebih mirip dengan kedua model
ini. Misalnya kurikulum Nasional dikembangkan dengan menggunakan model
administratif,sedangkan kurikulum muatan
Lokal dilakukan dengan menggunakan model grass-roots.
1. Model Administratif (From the top down)
Model ini sering disebut dengan istilah line-staff. Model ini dikembangkan dari atas ke
bawah, dimana gagasan pengembangan kurikulum datang dari para administrator pendidikan
dan dengan menggunakan prosedur-prosedur admibistrasi yang bersifat sentralistik.
Pertama, membentuk komisi atau tim pengembang yang dibentuk oleh administrator
pendidikan (Depdiknas/Balitbang) yang terdiri atas birokrat
Ahli pendidikan, ahli kurikulum, ahli disiplin ilmu, para tokoh lainnya yang terkait
(pengusaha, wirausahawan)
2. Model Grass-Roots (From the Bottom Up)
Model pengembangan ini adalah kebalikan dari model pengembangan admistrator.
Pengembangan kurikulum dalam model ini berasal dari insiatif/gagasan dari bawah pelaksana
krikulum (widyaiswara),ditambah masukan dari masyarakat, dan bimbingan para
administrator pendidikan pada suatu sekolah atau lembaga pendidikan.
