Preserving Physical and Physiological Quality of COCOA SEEDS (Theobroma Cacao L.) DURING STORAGE With The Addition of Organic Acids
Preserving Physical and Physiological Quality of COCOA SEEDS (Theobroma Cacao L.) DURING STORAGE With The Addition of Organic Acids
Abstract
Seeds is the most attractive planting material to date for farmers due to the low cost and
its ease to regenerated. Seed storage is an important factor that affected the provision and
distribution of planting material to the farmers. Cocoa seed is a recalcitrant seed that do not
have dormancy period, intolerant to desication, declining in humidity and temperature during
the seed storage. The major obstacle in the cocoa seeds storage is the presence of microbial
contamination (fungi) during the storage. The objective of this research is to obtain the most
suitable organic acids formulations for cocoa seeds based on physical and physiological
quality. Physical parameters are the measurement of water content and the percentage of
microbial contamination. Meanwhile, physiological parameters are Seeds Viability (DB),
Seeds Simultaneous Growth (KST), Seeds Vigour Index (IV), and Rapid Coefficient of
Germination (KKB). Further, the growth of seedlings performance measured by field
observation. Based on the results, it can be concluded that 4% ascorbic acid concentration can
maintain seed viability until fifteenth day and depressed the fungal growth during the storage,
without affecting the growth and development of seedlings in the field.
Keyword : cocoa seed, recalcitrant, ascorbic acid, citric acid, viability, vigour, cocoa
seedlings.
MEMPERTAHANKAN SIFAT FISIK DAN FISIOLOGIS BENIH
KAKAO (Theobroma cacao L.) SELAMA PENYIMPANAN
MELALUI PENAMBAHAN ASAM ORGANIK
Abstrak
Penggunaan bahan tanam yang berasal dari benih masih merupakan bahan tanam yang
paling diminati oleh petani karena kemudahannya untuk ditanam dan harganya yang relatif
lebih murah. Dalam penyediaan bahan tanam benih ini, proses penyimpanan merupakan salah
satu aspek yang penting untuk diperhatikan. Benih kakao merupakan benih rekalsitran yang
tidak toleran terhadap penurunan kelembaban dan suhu selama penyimpanan. Kendala utama
dalam penyimpanan benih kakao adalah adanya benih berkecambah dan kontaminasi mikroba
khususnya jamur selama penyimpanan. Tujuan penelitian adalah untuk mendapatkan formulasi
asam organik yang paling sesuai untuk benih kakao dinilai dari mutu fisik dan fisiologis.
Parameter fisik berupa pengukuran kadar air dan pengamatan benih berjamur. Sedangkan,
parameter fisiologis berupa Daya Berkecambah (DB), Keserempakan Tumbuh (KST), Indeks
Vigor (IV), dan Koefisien Kecepatan Berkecambah (KKB). Selanjutnya dilakukan pengamatan
pertumbuhan bibit di lapangan. Luaran akhir dari penelitian ini diharapkan dapat diketahui
jenis dan tingkat konsentrasi asam organik yang efektif untuk penyimpanan benih kakao.
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa konsentrasi asam askorbat 4 % dapat
mempertahankan viabilitas benih selama penyimpanan hingga hari ke 15 dan menekan
pertumbuhan jamur selama penyimpanan, akan tetapi tidak mempengaruhi pertumbuhan dan
perkembangan bibit di lapangan.
Kata kunci : benih kakao, rekalsitran, asam askorbat, asam sitrat, viabilitas, vigor, bibit kakao.
Pendahuluan benih kakao adalah banyaknya benih berkecambah
karena tidak memiliki masa dormansi. Berkaitan
Dalam mendukung program rehabilitasi
dengan hal itu berbagai usaha untuk mencegah
dan peningkatan produktivitas tanaman kakao,
perkecambahan dalam penyimpanan telah
diperlukan suatu upaya dalam penyediaan bahan
dilakukan oleh peneliti untuk mempertahankan
tanam unggul untuk para petani kakao. Penggunaan
daya kecambah selama penyimpanan.
bahan tanam yang berasal dari benih masih
Penyimpanan dalam jangka waktu lama
merupakan bahan tanam yang paling diminati oleh
menyebabkan daya kecambah dan vigor benih
petani karena kemudahannya untuk ditanam dan
kakao menurun. Kadar air yang tinggi
harganya yang relatif lebih murah. Dalam
menyebabkan benih kakao mudah terserang jamur
penyediaan bahan tanam benih ini, proses
dan mikroorganisme yang lain. Benih kakao dapat
penyimpanan merupakan salah satu aspek yang
disimpan pada suhu 25-27 °C selama 6 hari dengan
penting untuk diperhatikan. Untuk mendapatkan
kadar air 18-20% dan kelembaban udara 55-75%.
benih yang baik, sebelum disimpan biji harus
Prosedur penyimpanan ini tidak efisien untuk
benar-benar masak di pohon dan sudah mencapai
penyimpanan benih kakao jangka panjang,
kematangan fisiologis, karena selama masa
sehingga diperlukan pengembangan metode
penyimpanan yang terjadi hanyalah kemunduran
penyimpanan benih kakao dengan tujuan utama
dari viabilitas awal tersebut, yang tidak dapat
penanganan dan pengiriman embrio sampai ke area
dihentikan lajunya (Sutopo, 1988).
penanaman serta penyimpanan sumber materi
Menurut King dan Roberts dalam genetik kakao.
Anggraini (2000), berdasarkan kadar air, dan suhu,
Asam organik merupakan salah satu
ditinjau dari penyimpanannya benih dibedakan
antimikroba alami yang dapat digunakan sebagai
menjadi dua kelompok yaitu benih ortodok dan
alternatif disinfektan benih atau sebagai kombinasi
benih rekalsitran. Benih ortodok yaitu benih yang
perlakuan terhadap benih. Fungsi asam askorbat
dapat disimpan pada kadar air rendah sekitar 5%
pada tumbuhan berkaitan erat dengan reaksi redoks
dan suhu di bawah titik beku, pada kelembaban
yang terkait dengan molekul ini. Asam dengan
15% - 20% untuk periode simpan lama. Benih
cepat disintesis selama perkecambahan benih dan
rekalsitran yaitu benih yang dapat disimpan pada
selanjutnya akan dihasilkan/diproduksi pada area
kadar air tinggi (20% - 50%) dan suhu 20 oC – 30
o yang aktif mengalami pertumbuhan yang berperan
C pada kelembaban relatif 50% dan tidak dapat
dalam siklus hidup tanaman (Loewus, 1999).
disimpan pada waktu lama.
rancangan acak lengkap (RAL) faktorial terdiri, 1. Kadar Air (KA, %) benih, dihitung
dari 2 faktor yaitu jenis Asam Organik (asam berdasarkan bobot basah dengan rumus:
askorbat dan asam sitrat) dan faktor ke dua yaitu KA = (M2-M1) – (M3-M1) x 100%
konsentrasi asam organik (2% dan 4%) dengan 5 (M2-M1)
ulangan. Jumlah perlakuan 2 x 2 x 5 = 20
perlakuan, dengan setiap satuan percobaan M1 = bobot cawan kosong dan tutupnya (g)
menggunakan 25 butir benih.
M2 = bobot cawan, tutup dan benih (g) sebelum
dioven pada suhu 105 oC selama 17 jam
M3 = bobot cawan, tutup dan benih setelah dioven
(g) Hasil dan Pembahasan
Benih merupakan salah satu materi
2. Daya Berkecambah (DB, %), dihitung
perbanyakan tanaman kakao, sehingga diperlukan
berdasarkan persentase kecambah normal
upaya untuk menjaga benih tetap berkualitas baik
(KN) hitungan pertama (5 Hari Setelah
mulai saat pemanenan, penyimpanan hingga
Tanam) dan kedua/terakhir (7 HST) dengan
penanaman di lapangan. Tujuan utama
rumus :
penyimpanan benih adalah untuk menjaga
DB = (ΣKN hitungan I + Σ KN hitungan II) X
ketersediaan benih dalam menghadapi masa-masa
100%
sulit produksi. Oleh karena itu penyimpanan benih
Σ benih yang
diarahkan untuk dapat mempertahankan viabilitas
ditanam
benih selama mungkin dengan mengkondisikannya
pada penyimpanan yang tepat (Justice dan Bass,
3. Keserempakan Tumbuh (Kst. %), dihitung
2002). King dan Roberts (1980) menambahkan
berdasarkan persentase KN (kecambah
bahwa pada benih rekalsitran faktor yang
normal) pada 5 HST.
memperpendek daya simpan benih antara lain
4. Indeks Vigor (IV, %), dinilai berdasarkan
kontaminasi mikroba, benih berkecambah selama
persentase KN (kecambah normal) yang
penyimpanan, kerusakan benih akibat ekstraksi dan
muncul pada pengamatan hitungan pertama (3
pengeringan.
HST)
5. Koefisien Kecepatan Berkecambah (KKB), Telah dilakukan optimasi sebelumnya
dihitung dengan rumus mengenai konsentrasi asam organik yang akan
KKB = N1 + N2 + N3 + ...... Nn diperlakukan, dengan konsentrasi 2%, 4%, 6%, dan
T1 T2 T3 ....... Tn N= 8%. Diketahui bahwa konsentrasi lebih dari 4%
kecambah, T = waktu mempengaruhi mutu fisik dari benih kakao
tersebut. Perlakuan penambahan asam askorbat 4%
6. Pertumbuhan awal benih kakao diamati
dapat mempertahankan masa simpan benih kakao
dengan menanam benih kakao, penanaman
terbaik hingga 3 minggu dengan persentase benih
dilakukan tiap 5 HST selama satu bulan
tidak berjamur sekitar 94-95% dengan viabilitas
dengan parameter pengamatan :
60-80%. Sedangkan pada kontrol, persentase benih
a. Tinggi tanaman, pengamatan tinggi
berjamur mencapai 100% pada penyimpanan 3
tanaman diukur menggunakan alat
minggu. Pengamatan daya tumbuh benih dilakukan
penggaris dari ujung tunas sampai leher
dengan menggunakan metode pendederan pada bak
akar.
pasir.
b. Diameter batang.
Mutu Fisik Benih Kakao Selama Penyimpanan
c. Jumlah daun.
d. Bobot benih sebelum tanam. Kadar air benih merupakan salah satu
e. Biji Berjamur faktor internal yang mempengaruhi viabilitas benih
kakao selama penyimpanan. Masa simpan benih mencapai kondisi keseimbangan dengan
kakao dipengaruhi oleh karakteristik benih kakao lingkungannya (Sutopo, 2002). Kadar air benih
yang memiliki kadar air tinggi (20-50%), tidak meningkat cepat pada hari-hari pertama
tahan kekeringan, sensitif terhadap suhu rendah penyimpanan dan kemudian menurun pada
dan tidak memiliki masa dormansi (Budiarti et al., penyimpanan selanjutnya (Justice dan Bass, 2002).
1993). Pada benih rakalsitran, tidak ada mekanisme Saat kelembaban di dalam ruang penyimpanan
penghentian metabolisme atau dormansi setelah rendah, benih akan berusaha menyesuaikan dengan
dipanen sehingga metabolisme tetap aktif sehingga meningkatkan kelembaban udara di sekitarnya
benih kehilangan viabilitasnya. Kadar air dengan cara menguapkan uap air sehingga kadar air
merupakan faktor penting dalam mempertahankan benih menurun (Hayati et al., 2011). Hal ini terlihat
viabilitas dan vigor benih rekalsitran, karena air pada grafik yang menunjukkan penurunan kadar air
berperan dalam menjaga stabilitas membran dan benih pada hari ke-15 pada semua perlakuan dan
makromolekul (Halimursyadah, 2012). kontrol (Gambar 1).
34
32
30 (Kuswanto, 2003). Peningkatan laju respirasi akan
28
26 memacu proses oksidasi cadangan makanan dan
24
22 sintesis komponen protoplasma, yang disertai
20
5 hari 10 hari 15 hari akumulasi CO2 disekitar benih. Menurut Copeland
A1B1 27,3 31,04 31,2
dan Mc Donald (1995), benih rekalsitran
A1B2 30,44 32,44 31,06
A2B1 27 35,74 29,54 mempunyai masa hidup yang singkat dan sulit
A2B2 25,92 34,88 29,66 untuk disimpan dikarenakan kadar air yang tinggi
Kontrol 28,36 33,8 31,14
Lama Peyimpanan sehingga benih mudah terkontaminasi mikroba dan
lebih cepat mengalami kemunduran. Kadar air
Gambar 1. Kadar air benih selama penyimpanan yang tinggi pada benih kakao akan menyebabkan
benih kakao benih segera memulai aktifitas perkecambahannya
sehingga tidak dapat disimpan lama. Selain itu
Hasil pengamatan pada penyimpanan hari
kadar air yang tinggi menyebabkan pertumbuhan
ke-10 terjadi kenaikan kadar air pada semua
mikroba (Sulistyowati, 2000). Kontaminasi
perlakuan dan kontrol dibanding pada
mikroba selama penyimpanan dapat menyebabkan
penyimpanan hari ke-5 (Gambar 1). Peningkatan
penurunan mutu fisik dan fisiologis benih sehingga
kadar air tertinggi terjadi pada perlakuan A2B1 dari
dapat menurunkan viabilitas benih. Kontaminasi
27 % menjadi 35,74 %, sedangkan kenaikan
berupa cendawan/jamur dapat berada pada
terendah terjadi pada perlakuan A1B2 dari 30,44 %
permukaan benih maupun di dalam endosperma
menjadi 32,44 %. Peningkatan kadar air benih
benih. Salah satu upaya dalam mengatasinya
selama penyimpanan dapat disebabkan oleh sifat
adalah dengan menggunakan fungisida sebelum
benih yang higroskopis dan selalu berusaha
benih disimpan. Persentase pertumbuhan jamur
selama penyimpanan benih kakao dapat dilihat sitrat dan asam askorbat efektif mengendalikan
pada Gambar 2. jamur, meningkatkan perkecambahan biji dan
mengurangi kerusakan benih kacang tanah di
% Benih Berjamur
100
80 bawah kondisi penyimpanan karena dapat
60
40
20 menetralisir radikal oksigen yang berbahaya.
0
Hari ke-5 Hari ke-10 Hari ke-15
A1B1 0 16,67 75
A1B2 1,33 10 70
A2B1 0 14,67 80,00
A2B2 1,33 16,00 72,00
Kontrol 0 27 85
Periode Penyimpanan
penyimpanan benih karena memiliki sifat anti- dan C) pada penyimpanan benih kakao dapat
bakteri dan anti-jamur. Pada penelitian ini asam menekan pertumbuhan cendawan, dibandingkan
organik digunakan sebagai antioksidan untuk dengan kontrol (Gambar 3. A) dan penambahan
menjaga viabilitas benih. Pada benih rekalsitran Asam Sitrat (Gambar 3. D & E). Pengamatan
seperti tomat dan jeruk, asam organik dalam daging secara visual menunjukkan bahwa benih kakao
buah dapat memperpanjang masa simpan benih. disimpan hingga 15 hari menunjukkan konsentrasi
Seperti halnya tomat yang mengandung asam sitrat asam askorbat 4% lebih sedikit terserang jamur.
yang menjaga benih untuk tetap dalam kondisi Mutu Fisiologis Benih Kakao Setelah Perlakuan
dorman. Pada konsentrasi rendah asam sitrat Penyimpanan
berperan sebagai antioksidan dan dalam
Proses perkecambahan benih merupakan
konsentrasi tinggi berperan sebagai inhibitor
suatu rangkaian kompleks dari perubahan-
perkecambahan (Jones, 1963; Cotrufo, 1963). El-
perubahan morfologi, fisiologi dan biokimia. Benih
Saidy dan El-Hai (2011) menyatakan bahwa asam
dapat berkecambah apabila dalam kondisi optimum
atau terbebas dari patogen yang berupa cendawan, salah satu syarat penting bagi berlangsungnya
bakteri dan serangga pengganggu. Secara ideal, proses perkecambahan benih.
semua benih harus memiliki kekuatan tumbuh yang
120
tinggi, sehingga apabila ditanam pada kondisi
Viabilitas Benih Kakao dengan kontrol yaitu 78% pada penyimpanan hari
ke-15. Sedangkan daya kecambah terendah
Salah satu parameter pengujian viabilitas
terdapat pada perlakuan A2B1 sebesar 57% pada
benih kakao diukur berdasarkan daya berkecambah
penyimpanan hari ke-15. Benih yang memiliki
benih. Faktor-faktor yang mempengaruhi daya
kadar air tinggi cenderung memiliki daya
bekecambah selama penyimpanan yaitu mutu dan
kecambah yang tinggi (Rahayu, 2007). Hal tersebut
daya kecambah benih sebelum disimpan, kadar air,
karena benih selama disimpan dapat
kelembaban ruang penyimpanan, suhu tempat
mempertahankan cadangan makanan dan dapat
penyimpanan, hama dan penyakit di tempat
menekan perombakan karena respirasi, sehingga
penyimpanan, lama penyimpanan, dan kemasan
pada saat dikecambahkan memiliki energi yang
penyimpanan. Salah satu faktor yang
besar untuk cepat berkecambah.
mempengaruhi daya berkecambah pada benih
kakao yang merupakan benih rekalsitran adalah Benih yang baik adalah benih yang
kadar air benih, dimana selama penyimpanan akan memiliki kualitas fisik dan fisiologis yang baik.
mengalami peningkatan seiring waktu. Menurut Kualitas fisiologis ditunjukkan dengan viabilitas
Sutopo (2002) dan Murniati (2013) air merupakan dan vigor benih yang tinggi yaitu kemampuan
benih untuk berkecambah pada kondisi optimum Waktu Penyimpanan
dan sub optimum, serta tidak mengalami kebocoran
PERLAKUAN Hari ke- Hari ke- Hari ke-
membran. Kualitas fisik benih kakao ditunjukkan
5 10 15
dengan kondisi fisik benih yang masih baik (tidak
adanya kerusakan akibat proses ekstraksi), tidak Asam askorbat 2 % 96g 96g 80d
adanya serangan fungi dan serangga dan tidak
Asam askorbat 4 % 96g 96g 48b
terjadi nekrosis. Oleh karena itu, untuk menjaga
kualitas benih kakao agar tetap memiliki viabilitas Asam sitrat 2 % 96g 68c 30a
dan vigor benih yang tinggi, perlakuan perendaman Asam sitrat 4 % 92f 84e 68c
dalam asam organik dilakukan tidak lebih dari 10
Kontrol 92f 84e 80d
menit, untuk menghindari pecahnya kotiledon dan
infestasi dari jamur karena kadar air yang cukup Berdasarkan analisis sidik ragam, perlakuan
tinggi. asam sitrat pada hari ke-5 dan ke-10 menunjukkan nilai
indeks vigor yang berbeda nyata dibandingkan dengan
Indeks Vigor Benih
penyimpanan hari ke-15. Indeks vigor tertinggi
Vigor benih di dalam pertanaman akan diperoleh dari perlakuan asam askorbat 2% dan 4% (80
tercermin dari pertumbuhan benih melalui %), dan penurunan signifikan terjadi pada penyimpanan
kecepatan tumbuh benih dan keserempakan hari ke-15 dengan nilai terendah pada perlakuan A2B2
tumbuh benih. Kecepatan tumbuh benih adalah (asam sitrat 4%). Meskipun asam sitrat juga merupakan
persentase kecambah normal tiap satuan waktu asam organik yang merupakan antioksidan untuk
meningkatkan pertumbuhan tanaman, akan tetapi
pengamatan. Untuk mengetahui perlakuan yang
konsentrasi asam sitrat 4% diduga bersifat toksik pada
dapat meningkatkan vigor dilakukan pengamatan
benih kakao sehingga menurunkan vigor benih kakao.
terhadap kecambah yang mampu muncul di atas
Pada penelitian ini, asam sitrat lebih berperan dalam
permukaan tanah dari sejumlah benih yang
mengatasi benih berjamur selama penyimpanan.
dikecambahkan (Saleh, 2004). Immawati et al.
Keserempakan Tumbuh Benih
(2013) menyatakan benih dengan viabilitas tinggi
akan menghasilkan nilai vigor yang tinggi pula, Menurut Pancaningtyas (2014), vigor benih
karena menggambarkan kemampuan tumbuh benih di dalam pertanaman akan tercermin dari
menjadi bibit. pertumbuhan benih melalui kecepatan tumbuh
benih dan keserempakan tumbuh benih.
Tabel 2. Indeks vigor benih setelah penyimpanan
Keserempakan tumbuh benih adalah kemampuan
pada beberapa perlakuan asam organik.
suatu lot benih untuk berkecambah serempak
Keterangan : Angka yang diikuti huruf yng tidak sama pada setelah ditanam (Kartasapoetra, 2003). Pengujian
baris dan kolom menunjukkan berbeda nyata keserempakan tumbuh benih merupakan salah satu
dengan uji DMRT pada taraf 5%
uji vigor perkecambahan benih, yang memberikan
gambaran berapa persen benih yang mampu
berkecambah normal di lapangan pada kondisi parameter vigor, karena diketahui ada korelasi
optimum. antara kecepatan berkecambah dengan tinggi
rendahnya produksi tanaman. Rendahnya vigor
120
Keseremapakan Tumbuh (%)
(jumlah kecambah/etmal)
Waktu Penyimpanan 4
A1B1 96 96 80 3
A1B2 100 100 80
2
A2B1 100 96 48
1
A2B2 96 68 30
Kontrol 96 84 68 0
Hari ke-5 Hari ke-10 Hari ke-15
Waktu Penyimpanan
Gambar 6. Keserempakan tumbuh benih kakao A1B1 5,18 4,54 2,93
setelah penyimpanan pada beberapa A1B2 5,28 4,75 3,93
A2B1 5 4,57 3,61
perlakuan asam organik A2B2 4,79 4,25 3,21
Kontrol 5,03 4,14 2,36
Hasil pengamatan menunjukkan bahwa
terjadi penurunan keserempakan tumbuh pada Gambar 7. Koefisien kecepatan berkecambah
semua perlakuan terhadap penyimpanan. Pada benih kakao per satuan waktu
Pada parameter pengamatan tinggi Gambar 10. Rata-rata panjang akar benih kakao
hipokotil (Gambar 9) pada penyimpanan hari ke-5 pada beberapa periode simpan.
(15,39 cm) dan hari ke-15 (14,20 cm), perlakuan
Pengamatan parameter panjang akar
penambahan asam askorbat dengan konsentrasi 4%
(Gambar 10) pada penyimpanan hari ke-5
(A1B2) memiliki nilai rata-rata yang lebih tinggi
perlakuan penambahan asam sitrat 2% (A2B1)
dibandingkan dengan kontrol dan perlakuan asam
memiliki rata-rata panjang akar tertinggi (4,50 cm),
sitrat. Perlakuan penambahan asam sitrat dengan
sedangkan pada penyimpanan hari ke-10 dan ke-15
konsentrasi 4% (A2B2) berpengaruh negatif
perlakuan asam askorbat 2% (A1B1) menunjukkan
terhadap parameter diameter dan panjang
rata-rata panjang akar paling tinggi (4,29 dan 4,96
hipokotil. Hal ini dapat dimungkinkan karena asam
cm). Perlakuan penambahan asam askorbat dan
sitrat dengan konsentrasi 4% dapat meracuni benih
asam sitrat tidak berpengaruh nyata terhadap
tanaman kakao sehingga menghambat
parameter jumlah daun, dibandingkan dengan
pertumbuhan kecambahnya.
kontrol.
Seiring dengan lamanya periode simpan
benih kakao, terjadi penurunan pada semua
parameter pertumbuhan bibit (diameter hipokotil,
tinggi hipokotil, panjang akar dan jumlah daun).
Penambahan asam organik diharapkan dapat
mempertahankan atau bahkan meningkatkan
pertumbuhan tanaman. Asam askorbat mempunyai
peranan penting dalam perkecambahan dan
pertumbuhan tanaman. Hal tersebut dikarenakan et al. (2006) juga menyebutkan bahwa aplikasi
asam askorbat sebagai senyawa metabolit utama asam askorbat dapat membantu meningkatkan
pada tumbuhan memiliki fungsi sebagai perkecambahan dengan menetralisasi radikal
antioksidan, yang melindungi tanaman dari superoksida atau oksigen tunggal. Tabatabaei dan
kerusakan oksidatif yang dihasilkan dari Naghibalghora (2013) menyatakan bahwa
metabolisme aerobik, fotosintesis dan berbagai penambahan asam askorbat dapat meningkatkan
polutan sehingga mencegah kematian sel (Arora et daya berkecambah, vigor benih, persentase
al. 2002, Conklin dan Barth, 2004, Ansari dan pertumbuhan bibit normal, berat kering bibit dan
Sharif-Zadeh, 2012). Berdasarkan penelitian Khan tinggi bibit pada kondisi yang terkendali.
VI. DAFTAR PUSTAKA utilization. Wallingford: CABI
Publishing.